Ayah
Perkenalkan
nama aku luri umur ku 12 tahun, aku tinggal bersama kakak perempuan ku bernama
ani,dan kakak laki – laki ku Eno.
Sejak kecil aku hanya mengenal
mereka tanpa kehadiran ayah,kata ibu ayah pergi berlabuh, aku mengenal ayahku
hanya lewat cerita ibu. Sejak kecil ibu bercerita kepada ku bahwa ayah adalah
sosok pria yang bertanggung jawab. Ayah pergi berlabuh sejak umur aku 2
tahun,dan hingga saat ini ayah tak kunjung datang.
Hingga suatu
hari yang cerah aku bangun dari tempat tidurku dengan penuh semangat,berharap
ayah pulang pagi ini.tetapi sesampainya aku di ruang tamu tak ada orang yang ku
harapkan. Yang ku lihat hanya ada ibu,ka ani dan ka eno. Akupun sedih
melihatnya,lalu aku bertanya kepada ibu “bu,apakah ayah sudah datang?” lalu ibu
tidah menjawab ibu dan kakak – kakak ku hanya memelukku erat dan menangis.
Akupun tak kuasa melihat ibu menangis lalu ibu langsung menyuguhkan selembar
kue di depanku. Akupun segera melahapnya dengan tergesah – gesah. Lalu akupun
bergegas ke sekolah. Sesampainya di kelas aku di berikan oleh bu guru selembar
surat,lalu ku buka surat itu,isinya undangan kehadiran untuk orang tua murid
ibu dan bapak.lalu akupun terdiam. Sepanjang jam pelajaran aku memikirkan
undangan itu.
Lalu jam pelajaran
pun usai aku bergegas pulang ke rumah untuk memberikan surat ini ke ibu.lalu
aku mencari ibu di rumah tetapi ibu tidak ada,lalu ku tinggal surat itu di
ruang tamu.ibupun tak lama pulang,ia membaca surat itu.lalu aku keluar kamar dan menyampari ibu,
lalu kubertanya” ibu,besok ibu bisa hadir ke sekolah? Dengan siapa?” ibupun
hanya menjawab “iya, ibu datang”. Lalu ibupun bergegas pergi
Keesokan
harinya aku bangun dari tidur dengan bermalas – malasan akupun berangkat
sekolah pukul 07.00 sesampainya di sekolah aku di panggil oleh guruku. Guruku
bertanya kepada ku “besok apakah orang tuamu akan hadir nak?” aku tersentak
mendengarnya lalu aku hanya menjawab “iya”.lalu guruku tersenyum
mendengarnya,karena sudah lama orang tua ku tak hadir di setiap pertemuan orang
tua,yang biasa hadir hanya kak eno atau kak nia.
Pada saat
pembagian raportpun tiba aku bangun dari tempat tidurku dengan
semangat,berharap pagi ini ayah hadir untuk pembagian raport ku. Saat aku ke
meja makan,rupanya seperti biasa tak ada sesosok ayah di meja makan,aku sedih
sekali.aku langsung berangkat ke sekolah, aku lihat orang tua murid sudah
datang rata – rata teman – temanku hadir bersama orang tuanya.aku menangis di
sudut kelas,akhirnya ada tangan halus yang menghapus air mata ku ternyata itu
ibu ku,lalu aku bertanya “ibu, ayah mana?” lalu ibu pun menjawab “ ayah ada di
hatimu”, Lalu akupun menangis. Saatnya pemberi tahuan murid terbaik,juara 1
teman sebangku ku nurul,ia mengucapkan terima kasih kepada ayah dan ibu yang
mengajarkan ku saat mengerjakan PR,lalu juara ke 2 dodi ia berterima kasih
kepada ayah,ibu dan kakanya yang telah hadir di pertemuan ini. Aku berharap aku
tidak mendapat juara karena aku malu tak ada ayah saat ini. Lalu tiba – tiba
namaku di panggil oleh guruku akupun menangis,tetapi aku menangis bukan karena
aku bahagia tetapi aku sedih,aku bingung ingin mengatakan apa di depan
panggung. Lalu akupun maju ke depan aku mengucapkan terima kasih kepada ibu
yang datang hari ini dan ayah yang hadir di hatiku. Ibu guruku menangis mendengarku
berkata seperti itu.
Lalu
keesokan harinya aku bermain ke rumah temanku tak jauh dari tempat tinggalku.
Aku melihat sesosok wanita di hadapan ku,tak ku sangka ternyata dia ibu. Ibu
berjalan dengan tergesah – gesah lalu kuikuti ibu ternyata ibu berhenti di
pemakaman. Aku mengikuti ibu masuk ke pemakaman itu. Dan yang membuat aku kaget
ibu memanggilnya ayah,ibu berkata “ayah,anak kita luri mendapat juara 3 di
sekolahnya. Akupun menangis tersedu – sedu,aku pulang ke rumah dengan sedih
ternyata ayah meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar